PEMBUATAN MEDIA BIAKAN & PENANGANAN DROSOPHILLA
Abstrak
Kata Kunci : Genetika, Media biakan ,Drosophilla, Penaganan drosophilla,Praktikum
PENDAHULUAN
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom= Animalia
Phyllum= Arthropoda
Kelas= Insecta
Ordo= Diptera
Famili= Drosophilidae
Famili= Drosophilidae
Genus= Drosophila
Spesies= Drosophila melanogaster
Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling. Karna air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH. Sebelum membuat medium, sebaiknya dipamahi kebutuhan dasar dan bagai mana caranya untuk memformulasikan medium biakan tersebut. Meskipun persyaratan nutrien sangat beragam namun sebagai mahluk hidup, mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air,karbon, energi,mineral dan faktor tumbuh
Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama.
Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai pisang yang telah dilumatkan. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Pada media sebaiknya digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media. (Hadioetomo,Ratna Siri Hal :44-47)
Wheeler (1976) menguraikan produksi dan penggunaan Drosophilla spp di laboratorium. Lalat buah yang paling mudah dipelihara adalah Drosophilla melanogaster. Media makanan dasar untuk lalat ini sangat mudah dibuat dan di sterilkan sihingga investasi tungau,nematode dan infeksi cendawan dapat di cegah. Wheeler juga melengkapi resep untuk 3 macam makanan buatan yang digunakan untuk memelihara lalat ini.
Stok lalat buah dapat diperoleh dari laboratorium di seluruh dunia. Wheeler (1976) mencantumkan beberapa stok lalat ini. Dia juga mengurai suatu cara menangkap serangga ini dari keadaan liar dengan menggunakan umpan pisang yang telah difermentasikan dan dihancurkan. Lalat berkumpul di sekeliling umpan paling banyak sesudah fajar dan menjelang sore hari. Stok yang baru diperoleh harus di uji di berbagai macam media makanan untuk menetapkan rumus makanan mana yang paling cocok. Sekali macam media ini telah diketahui, lalat dipindahkan kedalam media segar tersebut setiap 7-10 hari.
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril. Penanganan drosophilla lebih baik harus sesuai dengan Kriteria diatas.
Ketersediaan jumlah makanan pada media. Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina. Berikut adalah penanganan pada media biakan drosophila ( Marnala, 2009).
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.Penelitian dari berbagai organisme menunjukkan bahwa setiap jenis dibedakan oleh sejumlah kelompok gen berpautan. Kelompok ini dinamakan sebagai kelompok pautan. Misalnya pada sebuah kromosom terdapat gen A, B, C, dan D, maka gen-gen tersebut termasuk ke dalam satu kelompok pautan. Lebih lanjut diketahui bahwa jumlah kelompok pautan yang dimiliki pada suatu organisme sesuai dengan jumlah kromosom haploid yang dimilikinya. Jadi pada Drosophila melanogaster yang mempunyai 4 kromosom haploid, mempunyai 4 kelompok pautan. Jagung yang memiliki 10 pasang kromosom memiliki 10 kelompok pautan ( Zarzen,2010)
Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui cara cara membuat medium pembiakan untuk drosophila, serta mengetahui cara menangani drosophila mengenai factor –faktor yang mempengaruhi berkembangnya drosophila
Bahan dan Metode
Pada praktikum tentang pembuatan media menggunakan alat dan bahan yaitu pisang, ragi, air akuades, agar-agar, gula merah,cuka makan,blender, kuali, spatula, pisau, kompor, gelas, spons, tissue, camera. Sedangkan pada penanganan drosophila yaitu menggunakan sisa buah-buahan untuk menangkap drosophila.
Pada saat praktikum dilakukan metode dimana yang pertama adalah memblender pisang hingga lembut sementara itu di panaskan air akuades secukupnya dan mencampurkan gula merah secukupnya hingga homogen pula, setelah itu masukkan agar-agar -+ 3 bungkus agar satellite,tunggu hingga beberapa menit kemudian campurkan ragi sekaligus cuka makan pada adonan dan di aduk,setelah semua mencampur lalu masukan pisang yang telah di blender tadi dan di aduk hingga semuanya tercampur,tunggu hinggan beberapa menit dan matikan kompor,serta diamkan sampai agak dingin ,kemudian masukkan adonan tadi kedalam gelas secukupnya untuk pembiakan drosophila.buat design tissue di dalam gelas .siapkan spons untuk menutup media agar yang ada di dalam gelas. Setelah semua selesai maka selanjutnya di tangkap drosophila menggunakan sisa buah sebagai pancingan nya, minimal 10 ekor drosophila, setelah di tangkap –masukkan drosophila kedalam medium dan tutup menggunakan spons. Drosophilla siap di amati.
Pembahasan
Menurut W.Lay,Bibiana (1994) Sebaiknya media yang dibuat sebelum digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media. Hal ini sesuai dengan literature yang ada, Dalam praktikum pensterilan media menggunakan otoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air sehingga suhu mencapai 121¬¬derajad Celsius selama 15 menit. Pensterilan ini sangat diperlukan untuk memperlambat terjadinya pembusukan pada medium biakan yang terjadi karna ketidak sterilan media yang menyebabkan bakteri yang berada di dalam media dapat bertahan hidup dan merusak media biakan.
Dalam pembuatan media sintetis juaga harus di perhatikan jumlah dan kosentrasi bahan yang ada, karna jumlah dan kosentrasi yang tidak sesuai dengan media hidup hewan percobaan dapat menghambat pertumbuhan hewan sample. Sebagai mana dikatakan dalam literature, Berdasarkan komposisi kimiawinya,dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan di tentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Dipihak lain komposisi kimiawi medium non sintetik tidak diketahui dengan pasti. Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar-agar atau silica gel. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah galaktan, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus Gelidium. Agar-agar menjadi larut atau cair apabila dipanaskan sampai suhu 1000C dan akan berbentuk cair bila didinginkan dalam 48 derajad Celsius (Hadioetomo,Ratna Siri Hal :44-47)
Untuk melakukan penanganan drosophillan harus mengetahui factor-factor yang mempengaruhi penrkembangan drosophila. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada Drosophila melanogaster antara lain sebagai berikut :
1. Suhu lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
2. Ketersediaan media makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
3. Tingkat kepadatan botol pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
5. Pembuatan Medium
Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling. Karna air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH. Sebelum membuat medium, sebaiknya dipamahi kebutuhan dasar dan bagai mana caranya untuk memformulasikan medium biakan tersebut. Meskipun persyaratan nutrien sangat beragam namun sebagai mahluk hidup, mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air,karbon, energi,mineral dan faktor tumbuh. Pada saat makan, larva membuat saluran- saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol dan disini larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilakn oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai pisang yang telah dilumatkan. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Pada media sebaiknya digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media
Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut
Lalat buah (Drosophila sp) biasa digunakan dalam penelitian genetika, karena beberapa alasan sebagai berikut :
Ukurannya kecil dan mudah ditangani,Mudah dibius dan dimanipulasi tanpa harus menggunakan peralatan yang canggih,Mempunyai seksual dimorfisme, sehingga mudah membedakan hewan jantan dan hewan betina,Mempunyai waktu hidup yang singkat dan menhasilkan banyak telur,Untuk keperluan perawatan dan kultur tidak memerlukan banyak peralatan, biayanya murah dan tidak membutuhkan space yang besar,Hanya memiliki 4 pasang kromosom (3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom).
Factor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drosophilla antara lain: suhu lingkungan, ketersediaan media makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, intensitas cahaya
DAFTAR PUSTAKA
Klik DISINI untuk melihat daftar pustaka
Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling. Karna air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH. Sebelum membuat medium, sebaiknya dipamahi kebutuhan dasar dan bagai mana caranya untuk memformulasikan medium biakan tersebut. Meskipun persyaratan nutrien sangat beragam namun sebagai mahluk hidup, mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air,karbon, energi,mineral dan faktor tumbuh
Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama.
Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai pisang yang telah dilumatkan. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Pada media sebaiknya digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media. (Hadioetomo,Ratna Siri Hal :44-47)
Wheeler (1976) menguraikan produksi dan penggunaan Drosophilla spp di laboratorium. Lalat buah yang paling mudah dipelihara adalah Drosophilla melanogaster. Media makanan dasar untuk lalat ini sangat mudah dibuat dan di sterilkan sihingga investasi tungau,nematode dan infeksi cendawan dapat di cegah. Wheeler juga melengkapi resep untuk 3 macam makanan buatan yang digunakan untuk memelihara lalat ini.
Stok lalat buah dapat diperoleh dari laboratorium di seluruh dunia. Wheeler (1976) mencantumkan beberapa stok lalat ini. Dia juga mengurai suatu cara menangkap serangga ini dari keadaan liar dengan menggunakan umpan pisang yang telah difermentasikan dan dihancurkan. Lalat berkumpul di sekeliling umpan paling banyak sesudah fajar dan menjelang sore hari. Stok yang baru diperoleh harus di uji di berbagai macam media makanan untuk menetapkan rumus makanan mana yang paling cocok. Sekali macam media ini telah diketahui, lalat dipindahkan kedalam media segar tersebut setiap 7-10 hari.
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril. Penanganan drosophilla lebih baik harus sesuai dengan Kriteria diatas.
Ketersediaan jumlah makanan pada media. Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina. Berikut adalah penanganan pada media biakan drosophila ( Marnala, 2009).
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.Penelitian dari berbagai organisme menunjukkan bahwa setiap jenis dibedakan oleh sejumlah kelompok gen berpautan. Kelompok ini dinamakan sebagai kelompok pautan. Misalnya pada sebuah kromosom terdapat gen A, B, C, dan D, maka gen-gen tersebut termasuk ke dalam satu kelompok pautan. Lebih lanjut diketahui bahwa jumlah kelompok pautan yang dimiliki pada suatu organisme sesuai dengan jumlah kromosom haploid yang dimilikinya. Jadi pada Drosophila melanogaster yang mempunyai 4 kromosom haploid, mempunyai 4 kelompok pautan. Jagung yang memiliki 10 pasang kromosom memiliki 10 kelompok pautan ( Zarzen,2010)
Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui cara cara membuat medium pembiakan untuk drosophila, serta mengetahui cara menangani drosophila mengenai factor –faktor yang mempengaruhi berkembangnya drosophila
Bahan dan Metode
Pada praktikum tentang pembuatan media menggunakan alat dan bahan yaitu pisang, ragi, air akuades, agar-agar, gula merah,cuka makan,blender, kuali, spatula, pisau, kompor, gelas, spons, tissue, camera. Sedangkan pada penanganan drosophila yaitu menggunakan sisa buah-buahan untuk menangkap drosophila.
Pada saat praktikum dilakukan metode dimana yang pertama adalah memblender pisang hingga lembut sementara itu di panaskan air akuades secukupnya dan mencampurkan gula merah secukupnya hingga homogen pula, setelah itu masukkan agar-agar -+ 3 bungkus agar satellite,tunggu hingga beberapa menit kemudian campurkan ragi sekaligus cuka makan pada adonan dan di aduk,setelah semua mencampur lalu masukan pisang yang telah di blender tadi dan di aduk hingga semuanya tercampur,tunggu hinggan beberapa menit dan matikan kompor,serta diamkan sampai agak dingin ,kemudian masukkan adonan tadi kedalam gelas secukupnya untuk pembiakan drosophila.buat design tissue di dalam gelas .siapkan spons untuk menutup media agar yang ada di dalam gelas. Setelah semua selesai maka selanjutnya di tangkap drosophila menggunakan sisa buah sebagai pancingan nya, minimal 10 ekor drosophila, setelah di tangkap –masukkan drosophila kedalam medium dan tutup menggunakan spons. Drosophilla siap di amati.
Pembahasan
Menurut W.Lay,Bibiana (1994) Sebaiknya media yang dibuat sebelum digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media. Hal ini sesuai dengan literature yang ada, Dalam praktikum pensterilan media menggunakan otoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air sehingga suhu mencapai 121¬¬derajad Celsius selama 15 menit. Pensterilan ini sangat diperlukan untuk memperlambat terjadinya pembusukan pada medium biakan yang terjadi karna ketidak sterilan media yang menyebabkan bakteri yang berada di dalam media dapat bertahan hidup dan merusak media biakan.
Dalam pembuatan media sintetis juaga harus di perhatikan jumlah dan kosentrasi bahan yang ada, karna jumlah dan kosentrasi yang tidak sesuai dengan media hidup hewan percobaan dapat menghambat pertumbuhan hewan sample. Sebagai mana dikatakan dalam literature, Berdasarkan komposisi kimiawinya,dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan di tentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Dipihak lain komposisi kimiawi medium non sintetik tidak diketahui dengan pasti. Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar-agar atau silica gel. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah galaktan, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus Gelidium. Agar-agar menjadi larut atau cair apabila dipanaskan sampai suhu 1000C dan akan berbentuk cair bila didinginkan dalam 48 derajad Celsius (Hadioetomo,Ratna Siri Hal :44-47)
Untuk melakukan penanganan drosophillan harus mengetahui factor-factor yang mempengaruhi penrkembangan drosophila. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada Drosophila melanogaster antara lain sebagai berikut :
1. Suhu lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril.
2. Ketersediaan media makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
3. Tingkat kepadatan botol pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
5. Pembuatan Medium
Di dalam pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling. Karna air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga sangat penting bagi pertumbuhan organisme,terutama kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH. Sebelum membuat medium, sebaiknya dipamahi kebutuhan dasar dan bagai mana caranya untuk memformulasikan medium biakan tersebut. Meskipun persyaratan nutrien sangat beragam namun sebagai mahluk hidup, mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama yaitu meliputi air,karbon, energi,mineral dan faktor tumbuh. Pada saat makan, larva membuat saluran- saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol dan disini larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilakn oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan non sintetik atau kompleks. Komposisi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai pisang yang telah dilumatkan. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Pada media sebaiknya digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media
Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut
Lalat buah (Drosophila sp) biasa digunakan dalam penelitian genetika, karena beberapa alasan sebagai berikut :
Ukurannya kecil dan mudah ditangani,Mudah dibius dan dimanipulasi tanpa harus menggunakan peralatan yang canggih,Mempunyai seksual dimorfisme, sehingga mudah membedakan hewan jantan dan hewan betina,Mempunyai waktu hidup yang singkat dan menhasilkan banyak telur,Untuk keperluan perawatan dan kultur tidak memerlukan banyak peralatan, biayanya murah dan tidak membutuhkan space yang besar,Hanya memiliki 4 pasang kromosom (3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom).
Factor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drosophilla antara lain: suhu lingkungan, ketersediaan media makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, intensitas cahaya
DAFTAR PUSTAKA
Klik DISINI untuk melihat daftar pustaka
ConversionConversion EmoticonEmoticon