sumber: mobil88.astra.co.id |
Abstrak
Praktikum dengan judul SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN ini
bertujuan untuk menerapkan metode capture-mark-release-recapture untuk
memperkirakan besarnya populasi simulan dan membandingkan hasil estimasi
dari 2 rumus yaitu rumus petersen dan schnabel.Praktikum ini
dilaksanakan pada hari sabtu,3 desember 2011 bertepat di laboratorium
pmipa universitas jambi.
Keyword : Ekologi umum, Simulasi ,Laporan, Simulasi estimasi populasi hewan
PENDAHULUAN
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soetjipta.1992).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Suin.N.M.1989)
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto.T.1989)
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya untuk sampling populasi rumput dipadang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMMR) (Tim Penyusun Ekologi, 2006).
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat.
Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi.
Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON). (Soetjipta.1992)
Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil.
Metoda ini ada beberapa cara yaitu:
1. Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus:
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
Keyword : Ekologi umum, Simulasi ,Laporan, Simulasi estimasi populasi hewan
PENDAHULUAN
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soetjipta.1992).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (Suin.N.M.1989)
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto.T.1989)
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya untuk sampling populasi rumput dipadang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMMR) (Tim Penyusun Ekologi, 2006).
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat.
Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi.
Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON). (Soetjipta.1992)
Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil.
Metoda ini ada beberapa cara yaitu:
1. Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus:
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua. Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:
N=(1)(SE) Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05
Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung dengan rumus : D=N/A
2. Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus: N=∑(ni Mi)/∑Ri Dengan catatan: Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode I Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke I Maka Standar Error pada metode ini dapat dihitung dengan rumus: SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni)) Dengan catatan: K = jumlah periode sampling dan Mi=Jumlah total hewan yang bertanda.(Sugianto.A.1994).
TUJUAN
Menerapkan metode CMRR (Capture Mark Release Recapture) untuk memperkirakan besarnya populasi simultan dan membandingkan hasil estimasi dari dua rumus petersen dan scnabel
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, 19 November 2012 di Laboratorium P.MIPA Universitas Jambi.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum simulasi estimasi populasi hewan yaitu Kancing baju berwanna putih berjumlah 50 dan Kancing baju berwarna hitam berjumlah 100.
Metode kerja pada praktikum kali ini yakni pertama Diambil segenggam kancing berwarna hitam dan menukarkan kancing tersebut dengan kancing berwarna putih sebagai hewan yang ditandai, Selanjutnya campur agar kancing homogen, Diambil cuplikan yang kedua dengan cara yang sama, apabila terdapat sejumlah kancing berwarna lain dianggap sebagai (Ri).Dilakukan cuplikan tersebut sebanyak 10 kali,serta dihitung dengan rumus Scanabel dan Peterson, selanjutnya data yang didapat diisi di dalam table yang telah tersedia dibuku penuntun praktikum. Metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan dalam pengamatan ini adalah Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON) dan Metode Schnabel, yang menggunakan simulasi kancing baju.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan praktikum mengenai simulasi estimasi populasi hewan. mendapatkan Hasil yang sudahdi tulis diatas. Hasil perhitungan menggunakan rumus SCHANABEL, maka didapat hasil 1426,08 dengan standar eror 12,69 Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan PETERSON didapat hasil 451 dengan standar eror 204,24. Dan selisih yang didapat adalah 975,08 maka untuk selang kepercayaannya tidak dapat kami tampilkan hasil, dikarenakan tidak adanya table distribusi untuk perhitungan.
Menurut Sugianto & agus. Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan penangkapan Ke 2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi indifidu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua. Kami mendapatkan rumus Peterson dari hasil praktikun yang kami lakukan yaitu : N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
Dan hasil dari standar errornya digunakan rumus:
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Sedangkan hasil model scanabel yang di dapat yaitu menggunakan rumus :
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Dan untuk kesalahan Baku (SE),dapat dihitung dengan rumus :
SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni))
Setelah menghitung besarnya jumlah kancing baju menggunakan metode Peterson dan metode Schnabel dapat dibandingkan bahwa perhitungan dengan menggunakan metode PETERSEN lebih mendekati jumlah yang sebenarnya dibandingkan dengan metode SCHANABLE.
Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak valitan dalam metode PETERSON. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. (Agus.1994).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973).
KESIMPULAN
Percobaan simulasi estimasi populasi hewan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMMR).
Penghitungan dengan rumus Patersen mendapatkan hasil 684 dengan kesalahan baku (standar eror) 368,3
Penghitungan sebaran populasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan penghitungan Schanabel dan Patersen. Penggunaan rumus Schanabel lebih akurat karena perhitungan dilakukan untuk setiap cuplikan yang dilakukan.
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua. Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:
N=(1)(SE) Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05
Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung dengan rumus : D=N/A
2. Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus: N=∑(ni Mi)/∑Ri Dengan catatan: Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode I Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke I Maka Standar Error pada metode ini dapat dihitung dengan rumus: SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni)) Dengan catatan: K = jumlah periode sampling dan Mi=Jumlah total hewan yang bertanda.(Sugianto.A.1994).
TUJUAN
Menerapkan metode CMRR (Capture Mark Release Recapture) untuk memperkirakan besarnya populasi simultan dan membandingkan hasil estimasi dari dua rumus petersen dan scnabel
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, 19 November 2012 di Laboratorium P.MIPA Universitas Jambi.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum simulasi estimasi populasi hewan yaitu Kancing baju berwanna putih berjumlah 50 dan Kancing baju berwarna hitam berjumlah 100.
Metode kerja pada praktikum kali ini yakni pertama Diambil segenggam kancing berwarna hitam dan menukarkan kancing tersebut dengan kancing berwarna putih sebagai hewan yang ditandai, Selanjutnya campur agar kancing homogen, Diambil cuplikan yang kedua dengan cara yang sama, apabila terdapat sejumlah kancing berwarna lain dianggap sebagai (Ri).Dilakukan cuplikan tersebut sebanyak 10 kali,serta dihitung dengan rumus Scanabel dan Peterson, selanjutnya data yang didapat diisi di dalam table yang telah tersedia dibuku penuntun praktikum. Metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan dalam pengamatan ini adalah Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON) dan Metode Schnabel, yang menggunakan simulasi kancing baju.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan praktikum mengenai simulasi estimasi populasi hewan. mendapatkan Hasil yang sudahdi tulis diatas. Hasil perhitungan menggunakan rumus SCHANABEL, maka didapat hasil 1426,08 dengan standar eror 12,69 Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan PETERSON didapat hasil 451 dengan standar eror 204,24. Dan selisih yang didapat adalah 975,08 maka untuk selang kepercayaannya tidak dapat kami tampilkan hasil, dikarenakan tidak adanya table distribusi untuk perhitungan.
Menurut Sugianto & agus. Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan penangkapan Ke 2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi indifidu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua. Kami mendapatkan rumus Peterson dari hasil praktikun yang kami lakukan yaitu : N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
Dan hasil dari standar errornya digunakan rumus:
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Sedangkan hasil model scanabel yang di dapat yaitu menggunakan rumus :
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Dan untuk kesalahan Baku (SE),dapat dihitung dengan rumus :
SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni))
Setelah menghitung besarnya jumlah kancing baju menggunakan metode Peterson dan metode Schnabel dapat dibandingkan bahwa perhitungan dengan menggunakan metode PETERSEN lebih mendekati jumlah yang sebenarnya dibandingkan dengan metode SCHANABLE.
Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak valitan dalam metode PETERSON. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. (Agus.1994).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973).
KESIMPULAN
Percobaan simulasi estimasi populasi hewan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMMR).
Penghitungan dengan rumus Patersen mendapatkan hasil 684 dengan kesalahan baku (standar eror) 368,3
Penghitungan sebaran populasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan penghitungan Schanabel dan Patersen. Penggunaan rumus Schanabel lebih akurat karena perhitungan dilakukan untuk setiap cuplikan yang dilakukan.
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.
DAFTAR PUSTAKA
Klik DISINI untuk melihat daftar pustaka
ConversionConversion EmoticonEmoticon