Laporan Genetika - Imitasi Perbandingan Genetis Monohibrid






Abstrak

Praktikum dengan judul IMITASI PERBANDINGAN GENETIS MONOHIBRID guna untuk Membuktikan Hukum Mendel (perkawinan monohibrid) jika dominansi penuh (3:1) dan apabila dominansi tidak penuh (1:2:1). Dan membuktikan hukum pemisahan gen yang se alel (Hukum Mendel I) dan Melakukan pengujian lewat test X2 untuk mengetahui hasil yang didapatkan dari pertemuan gamet – gamet tadi. Serta membuktikan adanya gen berangkai pada autosom. Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet Dalam proses imitasi perbandingan monohibdrid kami melakukan percobaan hukum mendel, dimana percobaan tersebut kami menggunakan kertas karton yang berwarna hitam dan putih dengan jumlah yang sama yaitu 20 massing-masing tiap karton tersebut dengan tujuan yaitu Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random).Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu,3 desember 2011 bertepat di laboratorium pmipa universitas jambi.


Kata kunci : Genetika, imitasi, perbandingan, genetis, monohybrid


PENDAHULUAN

Banyak sifat pada tanaman, binatang dan mikrobia yang diatur oleh satu gen. Gen-gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari satu pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dari orang tua kepada keturunannya secara genetik disebut hereditas. Hukum pewarisan ini mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Dengan mempelajari cara pewarisan gen tunggal akan dimengerti mekanisme pewarisan suatu sifat dan bagaimana suatu sifat tetap ada dalam populasi. Demikian juga akan dimengerti bagaimana pewarisan dua sifat atau lebih (Crowder, 1990)

Teori pertama tentang pewarisan sifat yang dapat di terima kebenarannya di temukan oleh Gregor Mendel pada tahun 1865.Dalam percobaannya,Mendel memilih tanaman yang memiliki sifat biologis yang mudah di amati.Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri di mulai monohibrid,sampai pada polihibrid.Hasil penyilangan pada satu sifat beda pada generasi pertamanya tidak menunjukkan campuran dari sifat induknya.Sementara pada generasi berikutnya sifat yang muncul pada generasi pertama akan muncul ¾ bagian.Sedangkan sifat induknya yang tidak muncul pada generasi pertamanya akan muncul pada generasi kedua sebesar ¼ bagian.Sehingga rasio nya 3: 1. (Nugroho dan Sumardi ,2004)

Untuk beberapa gen terdapat dominanasi tak sempurna ,dimana dihibrid F1 mempunyai penampakan yang berada di antara fenotip kedua varietas induknya.Ketika alel dominan hadir bersama-sama dengan alel resesip di dalam satu genotip yang heterozigot,alel-alel tersebut sesungguhnya sama sekali tidak berinteraksi satu sama lain.Dominansi dan keresesipan ini baru hadir dalam jalur dari genotip ke fenotip.(Campbell dkk,2002)

Hukum mendel I atau hukum segregasi yang berbunyi “pasangan alel akan berpisah pada saat pembentukan gamet dan masing –masing gamet akan bertemu secara random (acak) pada saat pembuahan.Alel dominan di simbolkan dengan huruf kecil. (Nugroho dan sumardi,2004)

Hasil penelitian denga d ua sifat beda menunjukkan kombinasi 9:3:3:1.Hal ini menunjukkan bahwa antara alel satu dengan alel yang lain tidak saling mempengaruhi.Keadaan ini sering di sebut dengan hukum Mendel II atau hukum pengelompokkan secara bebas. (Nugroho dan sumardi,2004)

Formulasi hukum Mendel II ,yaitu hukum pilihan acak yang menyatakan bahwa gen-gen yang menetukan sifat-sifat yang satu dengan yang lain dan sebab itu akan timbul lagi pilihan acak pada keturunnnya. (Pai,1992)

Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang di peroleh benar menyimpang dari nisbah yang di harapkan,tidak secara betul.Perbandingan yang di harapkan berdasarkan pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas. (Kusdianti. L,1986).

Hukum Mendel II : ”Pengelompokan gen secara bebas”. Dalam bahasa Inggeris : Independent Assortment of Genes” Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub ketika meiosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada Dihibrid atau Polihibrid, yakni persilangan dari individu yang memiliki 2 atau lebih karakter berbeda. Disebut juga hukum Asortasi(Yatim Wildan, 2003).


Tujuan
Guna untuk Membuktikan Hukum Mendel (perkawinan monohibrid) jika dominansi penuh (3:1) dan apabila dominansi tidak penuh (1:2:1). Dan membuktikan hukum pemisahan gen yang se alel (Hukum Mendel I) dan Melakukan pengujian lewat test X2 untuk mengetahui hasil yang didapatkan dari pertemuan gamet – gamet tadi. Serta membuktikan adanya gen berangkai pada autosom.
Bahan dan Metode
Percobaan yang kami lakukan tentang Imitasi percobaan genetis menggunakan bahan antara lain Karton yang telah dibentuk seperti lingkaran, untuk perorangan masing-masing 10 merah dan 10 putih dan dan tempat untuk mengacak bahan tadi, kemudian dilakukan dengan prosedur yaitu Disiapkan 10 karton merah dan 10 karton putih untuk masing-masing orang. Dan diambil 6 berwarna merah dan 6 berwarna putih dan dimasukkan ke dalam masing-masing kantong, Kantong di aduk sampai karton yang berada didalamnya bercampur. kemudian diambil satu karton dari sebelah kiri dan satu karton dari sebelah kanan. Dan untuk mendapat hasil akhir maka dicatat hasilnya, dan diulangi percobaan sampai 10 kali


HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum imitasi genetis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa kemungkinan atau peluang yang dimiliki tiap gen itu berbeda. Dan setiap kemungkinan gen itu memiliki peluang, namun persentase peluang tiap gen itu berbeda. Review tentang kemungkinannya gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak (random) juga berbeda. Dalam pengamatan, tiap uji percobaan memperlihatkan hasil yang berbeda-beda. Pada percobaan yang kami lakukan hasil RR (merah) jika diambil nilai persentase garis besarnya diperoleh sekitar 25%, dan Rr (Merah) memperlihatkan peluang lebih besar sekitar 50%, dan peluang untuk rr (putih) adalah sekitar 25%.

Menurut Wildan yatim (1986) dalam bukunya yang berjudul genetika berpendapat bahwa sesungguhnya ratio fenotip F2 3 : 1 hanya merupakan perhitungan secara teoritis ratio ini diperoleh dari ratio genotipnya. Sebetulnya dalam kenyataan sehari-hari, ratio fenotip yang didapat tidaklah persis demikian. Kalau umpamanya spesies F2 yang dihitung adalah 1000 ekor, maka tidak akan selalu persis bahwa yang normal 750 ekor dan yang ebony 250 ekor.

Makin dekat nilai ratio kenyataan, yang disebut o ( observation) terhadap ratio teoritis, yang disebut e (expected), makin sempurna data yang dipakai, berarti makin bagus pernyataan fenotipnya.

Kalau perbandingan o/e mendekati angka satu berarti data yang didapat makin bagus, dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Akan tetapi, jika o/e menjauhi 1, data itu buruk dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh suatu faktor lain. Entah karena faktor lingkungan atau jumlah objek yang diamati terlalu sedikit

KESIMPULAN

Pada praktikum yang telah di laksanakan dan berdasarkan teori yang ada maka dapat di tarik kesimpulan antara lain Adanya penyimpangan antara hasil yang didapat dari percobaan dengan hasil yang diharapkan secara teoritis.Nilai probabilitas percobaan persilangan monohibrid adalah antara 70%-90%. Nilai probabilitas percobaan persilangan dihibrid adalah antara 30%-50%. Data yang diperoleh pada percobaan persilangan monohibrid tergolong bagus. Berdasarkan hukum Mendel rasio fenotipe generasi F2 persilangan monohibrid adalah 3:1. Berdasarkan hukum Mendel rasio fenotipe generasi F2 persilangan dihibrid adalah 9:3:3:1. Data yang diperoleh pada percobaan persilangan dihibrid tergolong bagus. Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan, kebolehjadian, peluang dan sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat dipastikan





DAFTAR PUSTAKA

Klik DISINI Untuk Melihat Daftar Pustaka
Previous
Next Post »