Laporan Ekologi Umum - Kompetisi Interspesifik


sumber: kimeni-kim.blogspot.com


ABSTRAK
  
Pada praktikum ini yang berjudul, “kompetisi interspesifik” adalah bertujuan untuk mempelajari kompetisi interspesifik diantara dua jenis tumbuhan yang berbeda pada suatu wilayah (tempat) yang terbatas. Persaingan dapat terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda. Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda. Praktikum ini dilaksanakan pada hari SENIN, 12 november 2012, pukul 08:00-10.45 WIB. Bertempat di LAB PMIPA unja mendalo.


Kata Kunci: kompetisi interspesifik, persaingan, wilayah.


PENDAHULUAN

Apabila ditinjau dari segi proses alam. Manusia, seperti halnya makhluk-makhluk hidup lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya, demikian juga interaksi yang terjadi antar setiap organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana melainkan suatu proses yang kompleks. Karena didalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen yang disebut komponen lingkungan (Kartawinata. 1986: 93).

Berdasarkan konsep dasar pengetahuan ekologi, komponen lingkunganyang dimaksud tersebut juga dinamakan komponen ekologi karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan saling memengaruhi baiksecara langsung maupun tidak langsung (Odum, 1993).

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono, 2005: 56).

Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990).

Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hokum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni ceruk yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari ceruk tersebut dengan demikian keduanya akan mencapai keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena setiap spesies menghuni suatu ceruk mikro yang terpisah (Michael, 1994).

Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, system-sistem akan bersaing untuk air dan bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).

Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua yaitu, Kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas. Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain (Kartawinata. 1986: 94)

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Benih biji jagung, Benih biji kacang hijau, Polibag, Tanah, mistar dan air


PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja dalam praktikum populasi decomposer ini adalah yang pertama disediakan 6 polibag yang berisi tanah secukupnya. Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik kemudian direndam dalam air selama satu jam. Biji-biji tersebut ditanam kedalam polibag yang berbeda dan ditanam sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan sebagai berikut :

2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung, 4 biji kacang hijau sebagai kontrol, 4 biji jagung sebagai kontrol. Pengamatan dan penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 4 minggu. Pengukuran tanaman dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 minggu, setelah itu dipanen dan ditimbang bobot tanaman tanpa akar (berat basah dan berat kering udara). dibandingkanlah tinggi dan bobot antara tanaman control dengan yang diberikan perlakuan. Kemudian dibuatlah diagram pertumbuhannya pada kertas grafik


PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini adalah pengukuran yang dilakukan selama 1 bulan lamanya terhadap pertumbuhan jagung dan kacang hijau. terlihat pada hari ketiga tidak ada pertumbuhan ini dimungkinkan nutrisi yang di perebutkan belum cukup banyak untuk tumbuhnya, namun pada hari ke 6 sampai hari ke 18, ini dimungkinkan karena nutrisi yang dibutuhkan oleh biji jagung dan kacang ijo untuk tumbuh sudah dapat terpenuhi. pada hari ke 6 pertumbuhan kacang ijo A1 sebesar 0,2 cm, jagung A3 sebesar 0,1 cm, kacang ijo A2 sebesar 0,3 cm, jagung A4 sebesar 0,2 cm, kacang ijo B1 0,3 dan jagung C1 sebesar 0,1 cm, namun pada hari ke 11 terjadi pertumbuhan yang pesat, ini dimungkinkan pada tahap ini jagung dan kacang ijo memiliki nutrisi yang cukup untuk melakukan perbanyakan sel sehingga pertumbuhan jagung dan kacang ijo menjadi pesat, namun pada hari ke 18 hanya terjadi kematian pada pertumbuhan jagung C1 dan C2, ini mungkin karena jagung mulai memperebutkan nutrisi yang ada / tersedia dalam pot karena ruang tumbuh yang sempit. dari data ini dapat disimpulkan pertumbuhan jagung dan kacang ijo pada hari ke 3 sampai ke 6 pertumbuhan jagung dan kacang ijo mulai tumbuh mungkin karena jagung dan kacang ijo mulai dapat nutrisi yang cukup untuk tumbuh namun pada hari ke 18 pertumbuhan jagung dan kacang ijo mulai melambat ini dimungkin kan terjadi perebutan nutrisi pada tanaman jagung dan kacang ijo yang ada didalam pot dan juga karena luasan lahan / jarak antar jagung dan kacang ijo yang sempit sehingga terjadi persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan nutrisi.

Menurut Ewusie (1990) Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing.

Sedangkan (Kartawinata. 1986) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik

Sedangkan pada pengukuran tinggi rata-rata pertumbuhan JK ( jagung dan Kacang hijau) taejadi pertumbuhan diantara kedua spesies tersebut namun pertumbuhan tersebut tidak maksimal/ terhambat oleh beberapa hal seperti pengaruh suhu, kelembaban dan juga pH yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan dan yang terutama adalah proses perebutan nutrisi yang ada di dalam tanah antara spesies jagung dan spesies kacang hijau, dan juga karena jarak tanam mereka yang dekat antara yang satu dengan yang lain. ini menyebabkan terjadinya persaingan/ kompetisi untuk memperebutakn nutrisi, persaingan intraspesifik( sesama spesies) dan juga persaingan interspesifik ( antara spesies yang berbeda), ini membuktikan bahwa di dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tunbuhan juga berkompetisi dalam hal ini adalah berkompetisi memperebutkan nutsiri untuk pertumbuhannya (Kartawinata. 1986: 93).

Persaingan dapat terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.


Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990: 70).


V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat dari praktikum ini adalah interaksi antar individu yang munculnya akibat kebutuhan yang sama akan sumber daya yang sifatnya terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan nya tumbuhan itu sendiri. Pada setiap tumbuhan pasti akan mengalami persaingan untuk mendapatkan nutrisi sebagai bahan untuk kelangsungan hidupnya, baik secara intraspesifik ( dalam 1 jenis ) dan Interspesifik ( antara spesies lain ). Kesimpulan laun yang di dapat adalah ruang tanaman dan jarak tanaman juga mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman jagung dengan kacang hijau.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan interspesifik adalah luasnya lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup. Terjadinya persaingan atau kompetisi dapat menyebabkan tanaman mati 


DAFTAR PUSTAKA

Klik DISINI untuk melihat Daftar Pustaka
Previous
Next Post »